Rabu, 04 Juli 2012

HATI YANG SEHAT

Oleh H. Ustad Akmal Abdul Munir, Lc., MA Semua kita tentu memiliki hati. Tapi belum tentu memiliki hati yang sehat. Para ulama membagi hati menjadi beberapa macam: Al-Qalbu Al-Salim (hati yang selamat/sehat), Al-Qalbu al-Maridh (hati yang sakit), Al-Qalbu al-Mayyit (hati yang mati). Tipe yang manakah hati kita? Ini perlu menjadi perhatian kita. Karena ada orang yang risaunya berlebihan ketika salah satu anggota badannya sakit. Sibuk mencari obat dan konsultasi dengan dokter. Sebaliknya mereka acuh tak acuh saja ketika hatinya yang sakit. Padahal hati adalah sumber kebaikan hidup seseorang. Rasulullah Saw mengatakan: “Ingatlah, sesungguhnya dalam jasad ada segumpal daging, jika ia baik maka baiklah jasad seluruhnya, dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ingat, ia itu adalah al-Qalbu (Hati).” (Muttafaq `alaih). Ibnu Hajar mengatakan: “Dikhususkan hati dengan hal itu karena hati adalah amiirul badan (yang menjadi pemimpin badan), ketika pemimpin baik maka baik pula rakyatnya, ketika pemimpin rusak, kemungkinan besar rakyatnya juga jadi rusak. Itu merupakan besarnya fungsi Qalbu (hati). Menjadi dorongan untuk memperbaikinya dan menjadi isyarat bahwa usaha yang baik mempunyai pengaruh kepada hati dan pemahaman”. Dalam tulisan ini kita akan melihat hati kita masih sehat atau tidak? Apa yang dimaksud dengan hati yang sehat? Apa saja tanda-tanda hati yang sehat?. Al-Qasimi mengatakan: Qalbun salim (hati yang sehat) adalah hati yang bebas dari Penyakit kekufuran, nifaq, dan akhlak-akhlak yang tercela dan keinginan-keinginan yang keji. Ibn Hajar mendefinisikan Qalbun Salim dengan hati yang selamat dari kotoran dan syirik. Ibnu Qayyim mengatakan: “Qalbun Salim itu adalah hati yang selamat dari kesyirikan, dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah SWT, memberikan mahabbah (kecintaan), tawakkal, kembali, takut dan raja’ (harapan) hanya kepada Allah. Dia ikhlaskan amalnya kepada Allah. Jika dia memberi, memberi karena Allah. Jika dia menahan/tidak memberi, dilakukan karena Allah. Tidak cukup sampai disitu, bahkan menyerahkan kepatuhan dan berhukum hanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Qalbun Salim (hati yang sehat) adalah hati yang terbebas dari syirik, dengki, irihati, bakhil, sombong, cinta dunia dan jabatan. Hati yang selamat dari segala penyakit yang menjauhkannya dari Allah SWT. Dan selamat dari segala yang bisa memutuskan hubungannya dengan Allah. Hati yang seperti ini berada dalam surga yang disegerakan di dunia, dan berada dalam surga di alam barzah, dan dalam jannah (surga) di hari Kiamat. Dan keselamatan hati itu tidaklah sempurna sehingga hati itu selamat (terbebas) dari lima perkara: dari syirik yang bertentangan dengan tauhid, dari bid`ah yang berlawanan dengan sunnah, dari syahwat yang bertentangan dengan perintah, terbebas dari lalai yang bertentangan dengan zikir, dan terbebas dari hawa nafsu yang membatalkan tajarrud dan ikhlas.” Hati sehat akan memberikan pengaruh positif dalam kehidupan seseorang, diantaranya adalah: kehidupan yang bahagia, jiwa yang tenang, dan hati yang mantap. Hati yang sehat akan menjadi hati yang bercahaya dan lapang. Hati yang sehat dapat menemukan kebenaran, dan membedakan antara yang hak dengan yang bathil, bisa melihat kebesaran ayat-ayat Allah SWT. “Dan Apakah orang yang sudah mati kemudian Dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu Dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-An`am:122) Diantara tanda-tanda hati yang sehat adalah: melakukan amal dengan itqon (sebaik mungkin), tetapi masih merasa ada yang kurang, dan merasakan besarnya dosa yang dilakukan, merasa khawatir dari kesalahan hati. Anas bin Malik RA mengatakan: “Sesungguhnya kamu mengetahui amalan-amalan/pekerjaan-pekerjaan yang dalam pandangan kamu lebih halus dari rambut, padahal dulu di zaman Rasulullah SAW kami menganggapnya sebagai al-mubiqaat (hal-hal yang membinasakan).” Diantara tanda-tanda hati yang sehat itu adalah: hati yang tentram, tenang dan khusyu` ketika membaca Al-Qur’an dan berbekas dalam akhlak dan kesehariannya. “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra`d: 28) Dan tanda hati yang sehat itu diantaranya adalah: sabar atas kesusahan dan musibah dan bersyukur atas kesenangan dan nikmat yang diterima. Rasulullah mengatakan: “Mengagumkan urusan seorang mukmin, seluruh urusannya baik. Jika dia mendapat nikmat, dia bersyukur. Dan jika dia mendapat kesusahan, dia dia sabar, itu baik untuknya.” Tanda hati yang sehat diantaranya adalah hati yang tak lalai dari mengingat Allah SWT, dan tidak berteman dengan yang bisa melalaikannya dari berzikir kepadaNya. Diantara tanda hati yang sehat adalah hati yang ketika masuk dalam sholat, hilanglah kesusahan dan kesedihannya di dunia. Dia merasakan rehat, kenikmatan dan kesejukan hati. Hati yang sehat merasakan rugi ketika waktunya habis sia-sia dan tak berguna. Hati yang sehat berusaha untuk membetulkan segala amal ibadahnya. Bersemangat memupuk. keikhlasan, mendengarkan dan menerima nasehat yang baik. Bersemangat mengikuti Rasulullah dan berbuat ihsan. Semoga Allah SWT menganugerahi kita hati yang sehat dan memberi kita kebahagiaan dunia dan akhirat. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar