Selasa, 03 Juli 2012

HAK DAN KEWAJIBAN SESAMA MUSLIM

H. Akmal Abdul Munir, Lc., MA: Dalam kehidupan ini kita sering lupa bahwa kita tidak memberikan hak saudara kita sesama muslim. Sering kita tidak menunaikan kewajiban kita terhadap saudara kita sesama muslim, baik secara sengaja maupun tak sengaja. Sangat berat bagi sebagian kita untuk mengucapkan salam kepada muslim yang kita temui. Sangat berat untuk memberikan sekedar senyum dan muka yang ramah. Terlalu berat rasanya untuk mendoakan kebaikan untuk saudara kita, apalagi untuk orang yang kurang baik kepada kita. Sering kita bakhil dengan nasehat untuk saudara kita, padahal ada diantara mereka yang memerlukan nasehat dan bimbingan. Begitu malasnya sebagian kita untuk mengunjungi dan menghibur kawan atau kerabatnya yang sedang sakit. Jika ada terjadi kematian, maka orang yang melayat dan menyelenggarakan jenazahnya sangat sedikit bila dibandingkan jumlah masyarakat yang ada di daerah itu. Bahkan ada sebagian kita tidak mau menyediakan waktu untuk menghadiri pesta atau undangan acara yang diadakan saudaranya sesama muslim. Sebenarnya kita tidak bisa mengelak dari berbagai hak yang harus kita berikan kepada saudara kita dan tak bisa lari dari kewajiban dan tanggungjawab yang harus kita tunaikan. Kalau kita mau membaca dan merenungkan hadits-hadits Rasulullah Saw, niscaya kita akan termotivasi untuk melakukannya. Karena setiap perbuatan baik yang kita lakukan itu akan menjadi simpanan amal bagi kita di akhirat, bahkan sewaktu masih hidup di dunia pun kita sudah dapat memetik hasil amal kita itu. Banyak keutamaan dan faedah yang didapat oleh seorang muslim ketika dia melakukan setiap kewajibannya terhadap saudaranya. Dalam banyak hadits disebutkan jketika kita memberikan hak saudara sesama muslim, justru itu menjadi puncak kebahagiaan hidup seseorang. Setidaknya ada enam perkara hak dan kewajiban sesama muslim yang disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya. “Hak dan kewajiban seorang muslim terhadap muslim yang lainnya ada enam perkara. Ditanyakan kepada Rasulullah:, “Apa yang enam itu, Ya Rasulullah?. Dijawabnya, “Apabila engkau menemuinya, maka ucapkanlah salam. Apabila engkau diundang, maka penuhilah undangan itu. Apabila kamu diminta nasehat, maka nasehatilah dia. Apabila dia bersin dan mengucapkan ‘Alhamdulillah’, maka doakanlah dia. Apabila ada yang sakit, maka jenguklah dia. Apabila ada yang meninggal, maka ikutilah penyelenggaraan jenazahnya.” HR. Imam Muslim. Kewajiban pertama dalam hadits itu adalah mengucapkan salam kepada muslim yang kita temui. Dalam hadits lain disebutkan bahwa salam itu diucapkan kepada sesama muslim, baik yang kita kenal atau tidak. Indah memang, subhanallah, ada suasana persaudaraan yang menonjol jika salam ini dibudayakan. Lakukanlah dengan ikhlas, dari hati yang tulus, dengan senyum dan wajah yang ramah. Masya Allah, akan terwujud masyarakat yang harmonis dan saling menghargai. Saling mendoakan dengan keselamatan, rahmat dan keberkahan dari Allah untuk kita. Salam yang paling singkat: Asslamu`alaikum, bisa dijawab dengan yang sama: wa`alaikumussalam, atau dijawab dengan yang lebih baik dan lebih sempurna: wa`alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh. Dalam hadits lain Rasulullah mengatakan bahwa menebar salam merupakan salah satu amalan yang bisa menghantarkan kita ke dalam syurga. Dalam hadits yang lain disebutkan: “Kamu tidak akan masuk surga sehingga kamu beriman, kamu tidak beriman, sehingga kamu saling mencintai. Maukah kamu aku tunjukkan suatu perkara jika kamu melakukannya, kamu saling mencintai?, tebarkanlah salam di antara kamu.” HR. Imam Muslim. Kenapa kita masih berat mengucapkan salam, masihkah kita merasa malu? Ataukah kita merasa malas mendoakan keselamatan untuk sesama? Ataukah kita belum mengamalkannya karena belum mengetahui keutamaannya?. Melalui tulisan ini penulis mengajak pembaca untuk mengamalkan syariat menebar salam ini, sehingga makna salam yang kita ucapkan itu dapat kita realisasikan dalam kehidupan kita. Hidup yang selamat, penuh kucuran rahmat dan kasih sayang Allah dan hidup yang penuh berkah. Hak dan kewajiban sesama muslim yang kedua adalah memenuhi undangan pesta atau jamuan. Selama dalam acara pesta itu tidak ada acara-acara yang dilarang, tidak ada makanan dan minuman yang diharamkan, maka yang mendapat undangan sangat ditekankan untuk menghadirinya. Kita ingin menggembirakan dan membahagiakan saudara kita dengan kehadiran kita. Kita bisa bayangkan, seandainya kita menyiapkan makanan untuk seribu undangan, dan yang hadir cuma 300 orang. Bagaimana rasanya perasaan, ketika melihat sedikitnya undangan yang datang dan ketika melihat makanan sisa untuk 700 orang?. Selayaknyalah kita menghadiri undangan jamuan saudara kita sesama muslim, jika kita tidak mempunyai uzur yang syar`i. Dan tentu saja yang diharapkan oleh yang mengundang adalah keberkahan dan Allah dengan do’anya orang-orang yang hadir. Dan semakin banyak yang hadir semakin banyak pula keberkahan yang turun. Yang ketiga adalah menasehati saudara yang meminta nasehat. Janganlah bakhil dengan kata-kata, barangkali untaian kata-kata nasehat itub bermanfaat bagi yang menerimanya. Betapa banyak orang yang terkesan dengan sebuah nasehat yang mereka dengar. Cara pandang hidupnya berobah kearah yang positif, semangat hidupnya hidup lagi, semangat ibadahnya tumbuh dan meningkat, etos kerjanya membaik, hubungan dengan keluarga semakin mesra dan sederetan pengaruh baik yang didapat setelah mendapatkan nasehat dari saudaranya. Di samping orang yang meminta nasehat, ada orang yang perlu dinasehati karena kondisi dia memerlukan nasehat. Orang yang seperti ini juga perlu perhatian dan nasehat. Yang keempat adalah mendoakan orang yang bersin ketika dia mengucapkan Alhamdulillah dengan doa: ”Yarhamukallahu (semoga Allah merahmatimu). Setelah itu orang yang bersin itu balik berdoa: Yahdikumullahu wa yushlihu balakum (semoga Allah menunjukimu dan memperbaiki kondisimu). Ini perlu kita biasakan dan kita ajarkan kepada generasi penerus. Hak dan kewajiban sesama muslim yang kelima adalah mengunjungi orang sakit. Hak dan kewajiban ini akan lebih besar lagi ketika yang sakit itu teman atau kerabat. Kehadiran seorang saudara menjadi penghibur bagi yang sakit. Kata-kata nasehat dan motivasi sangat diharapkan untuk yang sakit. Sering kita melupakan doa untuk yang sakit, padahal doa ini sangat dibutuhkan. Rasulullah Saw selalu mendoakan orang sakit yang dikunjunginya. “La ba’sa Thohur, Insya Allah”. (Tidak apa-apa, membersihkan, Insya Allah). Selayaknya kita menghafal doa-doa untuk yang sakit yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Hak yang keenam ialah bila ada yang meninggal, menghadiri dan menyolatkan jenazahnya. Ini barangkali adalah kesempatan terakhir kita berbuat kebaikan padanya semasa di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar